Psikologi
Pendidikan
Pendagogi
dan Andagogi
A. Pengertian Pendagogi Dan Andagogi
Pendagogi merupakan cara mengajar/belajar
dengan sikap disiplin secara efektif. Pembelajaran ini terjadi pada masa
kanak-kanak, dengan gaya pembelajaran yang mengikat dan berfokus pada guru. Dan
tujuannya sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam
pembelajaran pendagogis tersebut semua ilmu yang diterima hanya berasal dari
guru. Dengan menggunakan metode belajar yang pasif seperti ceramah dikelas,
serta peserta didik tidak berkontribusi secara penuh dikelas.
Andagogi
merupakan cara pembelajaran untuk kebutuhan khusus orang dewasa berbeda dengan pendagogi, dalam pembelajaran
ini orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab
atas keputusannya sendiri. Dengan gaya pembelajaran yang berfokus pada peserta
didiknya dan bebas , dan tujuan nya fleksibel.
Dalam
pembelajaran andagogis, ilmu dapat diambil dari aspek apapun, karena tidak
hanya berpatokan kepada guru seorang dan keterlibatan atau konstribusi peserta
didik sangat penting, guru yang mengajar sebagai tempat perbandingan. Peserta
didik dianggap sebagai suberdaya utama untuk ide – ide serta contoh. Serta
metode pembelajarannya aktif.
B. Perbedaan Pendagogi dan Andagogi
Menurut Malcom
S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses perbedaan pendagogi
dan andagogi. Sebagai berikut :
|
Asumsi Pendagogi
|
Asumsi Andagogi
|
1.
Konsep diri
|
Ketergantungan.
|
Peningkatan arah diri atau
kemandirian.
|
2.
Pengalaman
|
Berharga kecil.
|
Pelajar
merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
|
3.
persiapan
|
Tugas Perkembangan:Tekanan sosial.
|
Tugas perkembangan : Peran Sosial.
|
4.
perspektif waktu
|
Aplikasi ditunda
|
Kecepatan Aplikasi.
|
5.
Orientasi untuk belajar
|
Berpusat
pada substansi mata pelajaran
|
Berpusat pada masalah
|
6.
Iklim belajar
|
Berorientasi otoritas , resmi, dan
kompetitif
|
Mutualitas atau pemberian pertolongan
, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
|
7.
Perencanaan
|
Perencanaan
direncanakan oleh guru.
|
Perencanaan direncanakan
denganreksa(mutual) diagnosis diri.
|
8.
Perumususan tujuan
|
Perumusan suatu tujuan dirumuuskan
oleh guru
|
Perumusan suatu tujuan dirumusskan
dengan reksa negosiasi atu musyawarah
|
9.
Desain
|
Logika materi pelajaran, unit konten.
|
Diurutkan dalam hal kesiapan unit
masalah
|
10.
Kegiatan
|
Teknik pelayanan
|
Yeknik pengalaman (penyelidikan)
|
11.
Evaluasi
|
Dilakukan oleh guru.
|
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program
pengukuran.
|
C.
Karakteristik
Pembelajaran Dewasa
a. Pelajar
dewasa biasanyamemiliki maksud yang teridentifikasi.
b. Pelajar
dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik positif maupun negatif,
dengan pendidikan diselenggarakan
c. Pelajar
dewasa inginsegera mengambil manfaat dari hasil belajarnya.
d. Pelajar
dewasa memilikimemiliki konsep diri secara satu arah.
e. Pelajar
dewasa membawa dirinya dengan reservoir pengalaman.
f. Pelajar
dewasa membawa keraguan dan ketakutan yang luas bagi proses pendidikan.
g. Pelajar
dewasa biasanya sangat kuat pada
ketahanan perubahan.
h. Gaya
pelajar dewasa biasanya diatur.
i. Pelajar
dewasa memiliki” tujuan yang dewasa “.
j. Masalah
pelajar dewasa yang berbedadari masalah anak – anak.
k. Pelajar
dewasa biasanya memiliki sebuah keluarga yang mapan.
l. Waktu
reaksi pembelajar orang dewasa sering terlambat.
m. Minat
pendidikan pembelajar dewasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan.
n. Nilai-nilai
diri pelajar dewasa sebagai orang dewasa lebih banyak daripada nilai-nilai
program.
Serta
terdapat juga beberpa faktor kunci sukses program belajar orang dewasa
disajikan dengan berikut ini.
a) Lingkungan
di mana peserta didik merasa aman dan didukung, kebutuhan individual dan
keunikan yang terhormat, serta kemampuan dan prestasi hidup yang diakui dan
dihormati.
b) Sebuah
lingkungan yang mendorong kebebasan intelektual, eksperimentasi, dan
kreativitas.
c) Lingkungan
dimana guru memperlakukan siswa dewasa sebagai teman, diterima dan dihormati
sebagai orang dewasa cerdas yang pendapatnya didengarkan, dihormati dan
dihargai.
d) Belajar
dengan mengarahkan diri sendiri, dimana siswa bertanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri.
e) Menekankan
pada tantangan intelektual, menantang orang
melampaui tingkat kemampuan mereka saat
ini.
f) Keterlibatan
aktif dalam belajar, karena memang mereka tidak suka dengan tindakan pasif
seperti mendengarkan ceramah.
Pada
saat ini pembelajaran andagogi juga bukan hanya di peruntukkan untuk mahasiswa,
tetapi dapat juga kepada siswa siswi pelajar karena pada kurikulum pembelajaran
diindonesia sudah mulai melakukan pembeljaran andagogis ketika berpusat pada
siswa dan diswa dapat menjdi aktif.