TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
postingan ini merupakan bagian dari tugas kelompok psikologi pendidikan
Di susun oleh
Kelompok 6
Anggota :
Maswinda Ainun Mardiah (16-122)
TAHAP & PEREKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Perkembangan
individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana
perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secarafisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhanfisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral.
Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien
apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara
menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan
individu peserta didik.
1. Perkembangan pada
masa kanak-kanak (early childdhood) yaitu usia 2-6 tahun
Krisis
yang terjadi adalah inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilt). Secara
deskriptif, anak-anak menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik dan
menjadi lebih tertarik dalam interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya.
Mereka belajar mencapai keseimbangan antara hasrat kebebasan dan tanggung
jawab, belajar mengontrol impuls-impuls dan fantasi kekanak-kanakan. Jika orang
tua memberi harapan,tetapi konsisten dalam disiplin, maka anak akan belajaar
menerima kesalahan, dan tidak dihimggapi perasaan-negatif, seperti perasaan
malu secara berlebihan. Sebaliknya, jika orang tua kurang memahami anak, maka
akan berkembangan perasaan bersalah dan kurang percaya diri yang berujung pada
kesalahan indepedensi.
·
Negatif
- · Masa Bermain:
Anak
usia dini merupakan masa bermain sehingga banyak permainan yaang bersifat edukatif . Biasanya pada anak Tk,
karena TK merupakan masa bermain untuk meningkatkan dasar kepribadian . Tetapi
terkadang orang tua ingin anaknya pintar pada masa usia dini, sehingga
hilangnya waktu bermain serta, masih banyak yang salah kaprah dalam
menanggapinya.
Masa
bermain terdiri atas :
-uncopic
-onlooker behaviour
-solitary depentent play
-parallel day
-associative play
-coorperative play
·
Masa Eksplorasi
Pada
masa ini rasa keingintahuan (rasa
penasaran anak menjadi tinggi) Anak
akan berusaha mencari tahu jawaban dari rasa penasarannya . Sebagai
orang tua ketika kita ingin menjawab rasa keingintahuan anak harus sesuai
dengan pemahaman anak pada usia tersebut, serta jawaban yang diberikan tidak
mengada-ngada (ngawur). Alternatif
lainnya yaitu : dapat dibawa bertamasya
untuk meningkatkan eksplorasi anak tersebut.
·
Masa Meniru
Pada
masa ini Terdapat sisi baik dan buruknya
. Di dalam fase meniru ini dapat meningkatkan kosa kata dan perilaku anak
tersebut. Dengan memberi contoh yang baik dalam kehidupan
sehari-hari oleh orang disekitarnya terutama keluarga akan meniombulkan efek
yang baik bagi anak tersebut.
·
Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget):
-Periode Pra-operasional
-Menggunakan
simbol-simbol, seperti refleksi mental, kata-kata, dan penampilan fisik
terhadap lingkungannya (objek dan
peristiwa-peristiwa).
-Kemampuan berbahasa lebih
meningkat.
-Transisi dari tahap intuitif ke tahap operasi konkret ditandai oleh pencapaian
satu atau
lebih konservasi(konservasi berarti bahwa
aspek-aspek kuantitatif dari objek tidak
berubah kecuali kalau sesuatu
ditambahkan atau dikurangkan daripadanya, meskipun
terjadi perubahan-perubahan dalam
penampilannya.
-Berpikir dipandu oleh
aturan-aturan logika lebih mmepercayai operasi-operasi.
-Cara berpikir bersifat
egosentris
-Penalaran didominasi
oleh Persepsi
-Pemecahan masalah lebih
intuitif daripada logis.
·
Tingkat Perkembangan Moral (Kohlberg):
Prakonvensional
-Tahap 1: Orientasi Hukuman
-Tahap 2: Orientasi Ganjaran
2. Masa Kanak-kanak
Akhir (elementary and middle school years) yaitu usia 6-12 tahun
Krisi
yang terjadi adalah kompetensi vs. Rendah diri (competence vs inferiority).
Secara deskriptif, sekolah atau belajar adalah peristiwa penting. Anak belajar
membuat keputusan, memperoleh keterampilan-keterampilan untuk bidang-bidang
pendidikan dan pekerjaan tertentu, serta pengembangan potensi dasar. Anak-anak , menunjukkan suatu era trasnsisi
antara keluarga dengan teman sebaya. Jika anak-anak memperoleh ransangan
intelektual yang memaadai, maka mereka menjadi lebih produktif, dan sukses
dalam mengembangkan potensinya. Sebaliknya, jika tidak memperoleh kepuasaan,
maka mereka akan menunjukkan sikap rendah diri.
Mempunyai ciri-ciri:
·
Periode Operasional Konkret
·
Pengaruh teman sebaya mulai dominan
·
Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget):
- Mampu berpikir logis tentang objek
dan kejadian
-Operasional Konkret
-Berpikir secara konkret
- Mampu
mengklasifikasi jumlah dan berat
-Mampu mengatur secara
serial
-Memahami konsep
bilangan.
-Berkembangan azas dalam
berpikir
-Mampu berkonservasi
-Logika penggolongan dan
relasi
·
Tingkat Perkembangan Moral Konvensional
Tahap 3:
Orientasi ”good boys/girls”
Tahap 4: Orientasi Otoritas tokoh
yang disegani
3. Masa Remaja
(Adolescense) yaitu usia 12-18 tahun
Krisis
yang terjadi ialah identitas vs kebingunan peran (identity vs role confusion).
Secara deskriptif, remaja berfokus pada
pertanyaan ”siapa saya”. Untuk sukses menjawab pertanyaan ini, Erickson
menyatakan remaja mesti bebas dari rasa konflik dalam berbagai hal, adanya
peluang untuk mengembangkan kepercayaan diri, independensi, kompetensi, dan
kontrol diri. Jika remaja bebas atau sukses dalam mengatasi konflik yang
mungkin terjadi, maka mereka akan sukses dalam tahap ini dan memperoleh
identitas diri yang kukuh, dan siap membuat perencanaaan untuk masa depannya.
Sebaliknya, jika gagal mengatasi konflik dan
identitas diri, maka remaja akan tenggelam dalam kebingunan, tidak mampu
membuat pilihan dan keputusan, khususnya tentang pekerjaan, orientasi seksual,
dan peran kehidupan secara keseluruhan.
Mempunyai ciri-ciri:
·
Perkembangan Fisik: Mengarah ke bentuk badan orang
dewasa
·
Perkembangan Seksual: Mulai aktifnya hormon seksual
·
Perkembangan Heteroseksual: Mulai tertarik dengan lawan jenis
·
Perkembangan Emosional: Emosional tak stabil,
berubah-ubah dan cenderung meledak-
ledak.
·
Perkembangan Kognitif:
-Generalisasi
pemikiran yang lengkap
-Berpikir proposional
-Kemampuan
memecahkan masalah abstrak dan hipotesis
-Berkembangannya
idealisme yang kuat
-Berpikir
kombinasional
-Berpikir
secara sistematis
-Mampu
berpikir abstrak
-Mampu
memecahkan masalah belajar yang bersifat abstrak secara sistematis dan
generalis
-Dapat menerapkan
pernyataan-pernyataan verbal dan logis
·
Pola berpikir cenderung egosentris
·
Perkembangan Moral : Kebanyakan tingkat
konvensional
Tahap 5:
Orientasi tingkat sosial
Tahap 6:
Orientasi asas etis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar